PEMBANGUNAN proyek moda raya terpadu (mass rapid transit/MRT) di Jakarta sudah mencapai 66 persen. Terowongan dari Patung Pemuda hingga Bundaran Hotel Indonesia sudah tersambung sepenuhnya. Presiden Joko Widodo meminta pembangunan tahap dua dan tahap tiga dipercepat mulainya.
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimulyono menjelaskan tidak ada teknologi baru dalam pembangunan MRT, termasuk pembuatan terowongan. Kementerian PU-Pera membuat terowongan dengan teknologi yang sama dalam membangun sodetan dari Sungai Ciliwung ke Kanal Banjir Timur.
Lalu apa yang bisa kita pelajari dari pembangunan MRT? Menurut Menteri Basuki, manajemen pengelolaannya. Pembangunan MRT dilakukan dengan sistem yang rapi. Kendaraan proyek tidak keluar-masuk sehingga memperparah kemacetan. Jalan yang terpakai untuk proyek ditata tanpa harus mengurangi kenyamanan berkendara. Ratusan ribu ton tanah hasil pembangunan terowongan tidak ada satu pun yang tercecer di jalan.
Manajemen pengelolaan inilah yang diharapkan Menteri PU-Pera bisa dipelajari dan diterapkan dalam pembangunan infrastruktur yang lain. Perusahaan kontraktor dalam negeri harus bisa melakukan yang sama ketika membangun berbagai infrastruktur. Standar pengelolaan proyek harus bisa sama baiknya.
Inilah yang menjadi tantangan kita. Pengerjaan proyek MRT sebenarnya dilakukan orang Indonesia. Hampir 95 persen yang mengerjakan proyek ialah bangsa kita. Hanya supervisornya yang berasal dari Jepang. Namun, hasilnya bisa berbeda jauh dengan proyek yang sepenuhnya dilakukan kontraktor kita sendiri.
Saya jadi teringat cerita Bob Hasan tentang Jenderal Achmad Yani pada 1950-an. Sepulang dari mengikuti pendidikan militer di Fort Leavenworth, AS, Letkol Yani mulai gandrung main golf. Satu-satunya lapangan yang ada saat itu ialah Lapangan Golf Rawamangun.
Saat itu, Rawamangun masih dikelola orang Belanda. Sebelum diperkenankan main, sebagai calon anggota klub yang baru, Letkol Yani diminta mengikuti tes tertulis tentang tata cara bermain golf. Ternyata Yani tidak lulus sehingga harus mengikuti tes ulangan.
Karena merasa sebagai bangsa merdeka, Letkol Yani meminta Bob Hasan untuk mengganti pengelola. Lapangan Golf Rawamangun tidak perlu dikelola lagi oleh orang-orang Belanda, tetapi diambil alih oleh bangsa Indonesia sendiri. Begitu dikelola orang Indonesia, para caddy ternyata merasa tidak perlu lagi mengikuti aturan orang Belanda. Mereka tidak lagi datang ke lapangan dengan menggunakan seragam dan merasa tidak perlu juga memakai sepatu.
Bangsa Indonesia bukan tidak mengenal disiplin. Kalau sedang bepergian ke luar negeri, orang Indonesia sangat taat kepada aturan. Namun, ketika kembali ke Indonesia, kita menjadi pribadi yang lain dan berubah menjadi orang yang tidak peduli pada aturan.
Persoalan pada kita ialah ketaatan kepada sistem. Hal itu sepertinya mudah untuk diucapkan, tetapi sulit untuk dilaksanakan. Kita cenderung menganggap enteng dan tak peduli kalau bangsa sendiri yang mengaturnya.
Kelemahan lain pada kita ialah kemauan untuk memahami persoalan secara detail. Kita jarang mau mendalami mengapa sebuah sistem itu bisa berjalan dengan baik. Kita hanya melihat dari jauh dan mau mendengar yang enak-enak saja. Ketika berkaitan dengan hal-hal yang lebih sulit, kita cenderung menghindar.
Akibatnya, kultur yang terbangun cenderung berprinsip 'bagaimana nanti'. Jarang kita mau berpikir 'nanti bagaimana'. Kita baru tergagap ketika kemudian muncul persoalan.
Belajar dari pengalaman pembangunan MRT, kita harus mau berubah. Kita tidak boleh menggampangkan masalah. Kita harus mengantisipasi berbagai persoalan jauh ke depan. Bahkan kita harus mampu mengidentifikasi berbagai masalah yang akan terjadi sehingga hal-hal yang akan merugikan bisa diantisipasi.
Terutama pemimpin harus mampu melihat persoalan secara lebih holistis dan antisipatif ke depan. Apalagi tugas pemimpin ialah menyelesaikan persoalan, bukan hanya membuat masalah dan kemudian tidak tahu bagaimana menyelesaikannya. (Media Indonesia)
(AHL)
PEMERINTAH telah meresmikan Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) sebagai badan yang dibentuk atas amanat UU Nomor 33 t…
TAHUN 2018 sejak jauh-jauh hari sudah diantisipasi dan dikarakterisasikan sebagai tahun politik.
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump tidak henti-hentinya memberikan kejutan melalui kebijakan yang diumumkannya.
TERIGU ialah makanan pokok (staple food) penduduk dunia. Posisinya jauh lebih penting ketimbang kedelai, kentang, dan jagung.…
Beberapa waktu lalu, posisi utang pemerintah yang hingga akhir Februari 2018 mencapai Rp4.034,8 triliun mulai menjadi sorotan.
PRESIDEN Joko Widodo akhirnya menandatangani Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2018 tentang Penambahan Penyertaan Modal Negara Re…
PROFESOR Dorodjatun Kuntjoro-Jakti sejak tahun lalu memperingatkan kita tentang arus balik dari globalisasi.
Pertemuan Tahunan International Monetary Fund (IMF) dan Word Bank (WB) yang akan berlangsung di Nusa Dua, Bali, pada Oktober 2018 …
KITA hidup di era digital, agility era (istilah ekonomi baru untuk kecepatan).
Pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) sejak awal 2018 terlihat berada di tren pelemahan.
Terapkan gaya hidup sehat, dan rutin olahraga untuk menghindari kenaikan LDL (kolesterol jahat).&nbs…
Maag merupakan gejala penyakit yang menyerang lambung akibat luka atau peradangan.
Utang. Sepertinya kata itu menjadi momok di masyarakat apalagi ketika dikaitkan dengan utang yang dilakukan pemerintah.
PARIWISATA halal telah menjadi fenomena baru dalam industri pariwisata. Jumlah pariwisata dari sektor pariwisata halal dunia dalam…
BELAKANGAN ini, isu soal utang pemerintah yang terus meningkat mendapat sorongan dari berbagai kalangan.
BUKAN baru kali pertama Indonesia memberikan tax holiday dan tax allowance untuk menarik investasi.
PERSOALAN tarif ojek online menjadi semakin pelik setelah perusahaan teknologi penyedia jasa transportasi online mela…
PEMERINTAH telah meresmikan Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) sebagai badan yang dibentuk atas amanat UU Nomor 33 t…
Fenomena pencurian informasi kartu debit atau skimming nasabah bank menjadi buah bibir beberapa waktu terakhir.
TAHUN 2018 sejak jauh-jauh hari sudah diantisipasi dan dikarakterisasikan sebagai tahun politik.
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump tidak henti-hentinya memberikan kejutan melalui kebijakan yang diumumkannya.
TERIGU ialah makanan pokok (staple food) penduduk dunia. Posisinya jauh lebih penting ketimbang kedelai, kentang, dan jagung.…
Menteri Perdagangan (Mendag) Enggartiasto Lukita melepas pengiriman beras dari Jawa Timur ke de…