Jakarta: Pengamat pasar modal Haryajid Ramelan menilai secara fundamental kinerja saham PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) masih prospektif. Saham yang tahun lalu sempat mengalami kenaikan lebih dari 100 persen ini termasuk saham yang masih menjadi skala prioritas pegangan investor institusi seperti dana pensiun dan manajer investasi (fund manager).
"Menyikapi bisnis perbankan harusnya. Masih sangat menarik, termasuk tentunya kinerja fundamental dari BBTN," kata dia dalam keterangannya, di Jakarta, Selasa, 10 Juli 2018.
Menurut Haryajid, kondisi BTN saat ini sangat diuntungkan dengan relaksasi aturan loan to value (LTV) yang diterbitkan Bank Indonesia (BI) ditambah adanya skema baru dari fasilitas likuiditas pembiayaan perumahaan (FLPP) atau KPR bersubsidi. Skema barunya yakni KPR FLPP dananya 75 persen dari pemerintah dan 25 persen dari PT Sarana Multi Financial (SMF).
"Ini tentu menguntungkan BTN dari sisi bisnis sehingga penyaluran KPR akan meningkat," tambahnya.
Dia mengatakan upaya perseroan lainnya yakni dengan menggenjot dana murah sehingga cost of fund jadi murah dan bisa membuat bunga kredit BTN tidak naik. Dengan strategi yang dilakukan manajeman tersebut, seharusnya saham BBTN bisa kembali menguat ke level wajarnya.
"Dengan penurunan saham BTN karena faktor global seharusnya menjadi peluang bagi investor kembali mengoleksi untuk investasi jangka panjang. Saham merupakan instrumen jangka panjang, dan ini juga sudah terbukti bahwa saham perbankan telah banyak memberikan kontribusi keuntungan bagi investor yang mengoleksi jangka panjang," tegas Haryajid.
Direktur Keuangan & Treasury BTN Iman Nugroho Soeko mengungkapkan kenaikan harga saham perseroan pada perdagangan saham Senin, 9 Juli 2018 kemarin merupakan bentuk kepercayaan investor terhadap kinerja perusahaan.
"Kami akan berusaha keras agar kinerja keuangan hingga akhir tahun ini mencapai target. Kami optimistis pertumbuhan bisnis bisa mencapai 20 persen," jelas Iman.
Menurut Iman, untuk mencapai target bisnis tersebut, BTN akan melakukan efisiensi pada biaya operasional, peningkatan dana pihak ketiga (DPK) berbiaya rendah sehingga NIM terjaga dan pencapaian target fee based income.
"Jadi tidak perlu khawatir mengenai bisnis BTN yang kami bisa lakukan adalah membukukan kinerja yang sesuai dengan target dan itu baru akan dilihat investor atau masyarakat setelah laporan keuangan Juni, September, dan Desember nanti keluar," papar Iman.
(AHL)
PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk mengejar target pembiayaan Kredit Pemilikan Rumah dengan menggandeng Korps Pegawai Republik …
PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk atau BTN bersama Perusahaan Umum Jaminan Kredit Indonesia (Perum Jamkrindo) melakukan nota k…
Melemahnya mata uang rupiah yang terjadi selama sepekan terakhir tidak mengganggu kinerja perseroan.
PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk atau BTN mematok target kredit korporasi di tahun depan tumbuh 50 persen dari realisasi 2018…
PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk atau BTN memperbesar skala bisnis di 2018 dengan masuk ke kredit korporasi di mana kredit it…
Tubuh yang lelah akan menurunkan daya pikir dan konsentrasi. Kondisi ini berisiko menimbulkan kecela…
Tampak tak berguna, namun ternyata nongkrong bersama teman punya banyak manfaat positif.
Lambannya hasil perundingan perdagangan antara AS dan Tiongkok di Beijing, turut memberikan sentimen negatif bagi pelemahan mata u…
Bursa Efek Indonesia (BEI) tetap optimistis kinerja pasar saham Indonesia masih keren meskipun perusahaan sekuritas global Credit …
Nilai tukar rupiah pada perdagangan pagi ini kembali tertekan karena gerak dolar Amerika Serikat (AS) berbalik menguat.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hari ini diprediksi terus berusaha melanjutkan kenaikan.
RUPSLB PT Holcim Indonesia Tbk menyepakati penggantian nama perusahaan dari sebelumnya PT Holcim Indonesia Tbk menjadi PT Solusi B…
Setelah Persija, Bali United juga menyampaikan niat untuk melakukan penawaran saham perdana (Initial Public Offering/IPO).…
Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi masih akan bergerak sideways atau datar.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah pada penurunan perdagangan hari ini.
PT Bursa Efek Indonesia (BEI) siap mendukung dan membantu rencana PT Persija Jaya Jakarta (Persija) melantai di bursa saham p…
Rupiah pada perdagangan hari ini terpantau bergerak melemah pada level Rp14.017,5 per USD atau -0,45 persen dari penutupan sebelum…
Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan menilai penggenaan Pajak Pertambahan Nilai (PPN)…