Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua pimpinan Egianus Kogoya mengancam akan menembak Kapten Philip Mark Mehrtens jika tidak ada dialog tentang Papua merdeka dalam dua bulan ke depan.
Pemerintah melalui Menkopolhukam Mahfud MD merespon ancaman KKB. Mahfud menyebut, prioritas pemerintah tetap pada penyelematan sandera tanpa adanya korban jiwa dan tetap mengupayakan negosiasi. Mahfud juga menambahkan apapun taruhannya, upaya pembebasan Kapten Philip tetap tidak akan melibarkan bantuan internasional.
"Ya kita tangani secara internal. Kita kebijakannya idak boleh melibatkan negara lain. Ini internal kita dan kita bisa melakukan itu. Apapun taruhannya tidak boleh masuk wilayah internasional karena jika diiyakan maka akan merembet ke PBB, sehingga kita tolak setiap campur tangan internasional," ujar Mahfud MD.
Senada dengan Menko Polhukam Mahfud MD, Panglima TNI Laksamana Yudo Margono juga memastikan bahwa TNI-Polri hingga saat ini masih terus berupaya melakukan dengan jalur negosiasi. Panglima juga menegaskan, upaya penyelamatan pilot Susi Air dilakukan hati-hati agar prosesnya tidak menimbulkan korban jiwa dari warga sipil.
"Kita berusaha untuk menyelamatkan pilot. Dari dulu kan sudah saya sampaikan, tetap berusaha menyelamatkan pilot dengan tidak menimbulkan korban jiwa baik dari masyarakat," ujar Panglima TNI Laksamana Yudo Margono.
Sudah hampir empat bulan, Kapten Philip Mark Mehrtens disandera oleh KKB Pimpinan Egianus Kogoya. Peristiwa ini bermula saat KKB membakar pesawat Susi Air di lapangan terbang distrik Paro, Nduga, Papua Pegunungan pada 7 Februari 2023. Egianus kemudian menyandera Kapten Philip Mark Mehrtens yang berkewarganegaraan Selandia Baru.
Berbagai upaya telah dilakukan untuk melakukan penyelamatan.; Operasi penyelamatan dipusatkan di Kabupaten Nduga, Papua. Bahkan beberapa kali kontak senjata antara KKB dengan aparat TNI-POlri hingga menyebabkan korban jiwa.