[Cek Fakta] Jokowi Kumpulkan Relawan di GBK untuk Dukung Ganjar?

Sebuah video beredar mengklaim Presiden Joko Widodo mengumpulkan relawan di Stadion Gelora Bung Karno (GBK) untuk mendukung Ganjar Pranowo pada pilpres 2024. Video ini beredar di TikTok.

Terlihat pada salah satu klip video video menunjukkan Jokowi sedang memberikan pidato. Akun TikTok ini membagikan video itu dengan menambahkan keterangan bahwa Jokowi secara resmi mendukung Ganjar dan mengumpulkan relawan di GBK.

Berikut narasi pada video yang beredar:

"DEMI GANJAR !! PRESIDEN JOKOWI KUMPULKAN RELAWAN DI GBK JAKARTA
JOKOWI RESMI BERI DUKUNGAN
KEPADA GANJAR??
Jadilah pemilih yg pintar cukup Tampilkan teks negara kita ini banyak utang di luar negeri”

Benarkah? Berikut cek faktanya. 



Penelusuran:
Dari hasil penelusuran, klaim bahwa Jokowi mengumpulkan massa di GBK untuk mendukung Ganjar pada Pilpres 2024 adalah salah. Faktanya, video tersebut hasil suntingan. 

Melalui reverse image, ditemukan video identik dengan video tersebut yang menunjukkan Jokowi hadir dalam pertemuan dengan para relawan di GBK pada November 2022. Acara tersebut tidak memiliki kaitan dengan dukungan untuk Ganjar.

Dikutip dari detik.com, dalam acara tersebut, Jokowi memamerkan capaian-capaian yang telah diraihnya selama menjabat sebagai presiden kepada para relawan yang hadir di GBK.

"Setelah 8 tahun bekerja keras, membangun negara kita Indonesia, membangun jalan-jalan nasional baik di Jawa maupun di luar Jawa. Membangun jalan tol, baik di Jawa maupun di luar Jawa, dan juga jalan-jalan kecil di desa, jembatan kecil di desa lewat dana desa." katanya. 

Kesimpulan:
Klaim Jokowi mengumpulkan relawan di GBK untuk mendukung Ganjar pada pilpres 2024 adalah salah. Faktanya, video tersebut hasil suntingan.

Informasi ini masuk kategori hoaks jenis misleading content (konten menyesatkan). Misleading terjadi akibat sebuah konten dibentuk dengan nuansa pelintiran untuk menjelekkan seseorang maupun kelompok. Konten jenis ini dibuat secara sengaja dan diharap mampu menggiring opini sesuai dengan kehendak pembuat informasi.

Misleading content dibentuk dengan cara memanfaatkan informasi asli, seperti gambar, pernyataan resmi, atau statistik, akan tetapi diedit sedemikian rupa sehingga tidak memiliki hubungan dengan konteks aslinya.